Senin, 29 September 2008

Arsitektur Mesjid Sulaiman

Sejarah Pembangunan
Sebagai pendapat arsitektural oleh sang penguasa, dalam susunan arsitektur yang hebat dari komplek suleyman, yaitu sinan aga telah memulai pembangunannya pada tahun 1550, mengungguli seluruh bangunan masjid para sultan di masa lalu.sesudah keberhasilan sebagai tentara dari ayahnya Selin di Syiria, mesir, dan keberhasilan dakwahnya di Iraq dan Balkan, khalifah suleyman atau orang eropa biasa menyebutnya ” Suleyman The Magnificent ” (1520-1566) telah menguasai seluruh pemerintahan global dan tingkat arsitektur dunia yang memberikan kesan yang nyata atas kekuasaannya. Di akhir abad ke 16 ahli sejarah masa kekhilafahan utsmaniyah yakni mustofa ali menjabarkan bahwa gedung-gedung di masa sulaiman hampir seberharga penaklukannya sebagai tanda atas kehebatannya yang tidak tertandingi.
Sang khalifah secara pribadi telah memilih sebuah wilayah yang terletak di lereng di atas golden horn, terdapat kedamaian yang luar biasa pada tanah tersebut sesudah terjadi kebakaran di old palace yang akhirnya membuat sang khalifah pindah ke istana Topkapi.Bangunan tersebut di bangun untuk mengangkat wilayah ini semegah Dome of The Rock di temple mount, Jarussalem. Komplek tersebut di beri nama Suleymaniye oleh Sultan Sulaiman.
Setelah memperpanjang kerja dalam perencanaan dan pemetaan, batu pertama kemudian di letakkan oleh khalifah pada tanggal 13 juni 1550, menurut para ahli astrologi, tanggal itu di anggap tanggal yang bertuah.
Pada saat pembangunan, terjadi banyak kesalahan dari sang arsitek yang akhirnya membuat sang khalifah memutuskan untuk menarik pembangunan dari konstruksi besar ini, keraguan akan kecakapan arsitek timbul. Beberapa lama kemudian pembangunan dilanjutkan kembali, Khalifah mempercayai kembali Sinan dan memintanya untuk melengkapi mesjid tersebut dalam waktu yang singkat, pada awalnya hal ini menjadi beban bagi Sinan tetapi dia memulai terbiasa dengan hal tersebut, setelah periode masa-masa siang dan malam untuk bekerja dengan adanya panggilan-panggilan dari sang khalifah, Sinan merasa berat hati tetapi Sinan menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk keta’atan kepada ulil amri yaitu khalifah Sulaiman al-qanuni dan Sinan akhirnya menyelesaikan prosek tersebut pada oktober 1957.
Kekuatan ekonomi kekhilafahan ustmaniyah sangat memungkinkan proyek pembangunan yang besar hingga batasan luas yang yang tidak di ketahui hingga saat ini, orang-orang miskin mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan, serta makanan yang gratis. Hampir tidak ada orang miskin pada saat itu. Semuanya hidup sejahtera dalam naungan negara Islam tersebut. intinya masa kekhilafahan tersebut sebagai tanda kekuasaan islam yang nyata di muka bumi.
Pelayanan-pelayanan disuplay oleh komplek lembaga yang melakukan hubungan untuk pertumbuhan populasi yang baik sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Kota besar utsmaniyah dengan populasinya yang berjumlah sekitar ratusan ribu telah meningkat menjadi kota terbesar (terhebat) di seluruh wilayah mediterania. Setiap seperempat kota memiliki komplek lembaga sendiri-sendiri, yang pada kehidupan sosial, lembaga tersebut difokuskan, tapi tidak satupun yang melebihi besarnya komplek Sulaiman. Komplek itu memiliki 800 pekerja, beberapa dari mereka diarahkan pada pendidikan dan penelitian, sementara yang lain ditempatkan di rumah sakit, dapur untuk kaum miskin atau rumah penginapan. Pemasukan tahunan lembaga tersebut mendekati satu juta akse (mata uang perak). Jenis uang ini diambil dari 217 desa dan 30 lahan milik desa (umum), yang dimiliki oleh lembaga diantara sumber-sumber lainnya.
Istana tersebut memelihara gedung kantor manajemen, dibawah konsultasi sang Khalifah, merencanakan dan menatap proyek-proyek gedung yang bervariasi, menggambarkan estimasi biaya, memutuskan bagaimana mengkalkulasi biaya tenaga kerja dan materialnya, mendapatkan material-material gedung, dan mengorganisir kerjanya. Operasi Mamoth (operasi yang sangat besar) ini telah dikontrol oleh pengeluaran birokratis yang besar dan dikembangkan dengan cepat. Dalam kasus komplek Sulaiman, proses pembangunannya didokumentasikan dalam buku laporan, yang direkam seluruhnya secara detail dari aspek pembangunan yang bervariasi hingga perlengkapan 30 naskah baru untuk pembacaan al-qur’an.
Para pekerja manualnya, secara kasar jumlah orang islam dan kristennya adalah sama, mereka direkrut dari Istanbul dan wilayah-wilayah lainnya untuk kemudian diorganisir menjadi tukang yang terkualifikasi dan pekerja tanpa skill. Pada musim panas, di sana seringkali ada lebih dari 3000 pekerja yang dikerjakan pada wilayah tersebut, termasuk semua tukang batu dan pekerja membuat dinding, yang bekerja dalam kelompook-kelompok kecil pada tugas-tugas tertentu. Militer dengan janissaris muda dari rekrutmen atau dari boy harvest yang diorganisir untuk mengerjakan semua jenis pekerjaan pendukung, yakni penjagaan, transportasi muatan-muatan berat, dan pekerja di tambang.
Usaha mendapatkan material-material memenuhi bagian yang lebih besar pada buku laporan. Sementara gumpalan-gumpalan phorphyritic, granit dan marmer datang dari gedung byzantium yang lama yang telah digunakan kembali dan batuan-batuan yang bahkan dibawa dari kuil roma di alexandria (mesir) dan baalbek (libanon), batu kapur (beige) yang berwarna datang banyak sekali dari tambang di atas laut marmara. Memuat muatan-muatan dengan perahu besar yang beratnya berton-ton bebatuan granit setinggi 9 meter (30 ft) dari lengkungan selasar di dalam mesjid Sulaiman yang beratnya sekitar 28 ton-30 ton merupakan petualangan itu sendiri. Besi untuk pola-pola geometris jendela untuk mengunci blok bebatuan bersama-sama, dan menuju atap-atap dan kubah-kubah yang memang dibawa dari balkan. Kaca jendela yang berwarna yang telah lama berada di dinding kiblat, diimport dari venice dan dipasang di wilayah tersebut oleh para tukang kaca lokal. Karpet-karpetnya didatangkan dari pusat anatoli barat dan dari kairo, dan lapisan karpetnya didatangkan dari mesir dan sudan.
Dekorasi ubin mesjid telah dsuplai dari kota anatoli sebelah barat selatan yakni iznik yang ruang kerja tembikarnya telah menjadi terkenal karena bejana keramik buatan mereka yang dilapisi dengan cairan kaca. Proses ini meniru keramik putih yang keras dan kobalt biru yang dilapisi kaca dari porselen eksport bangsa china dan telah memperkaya motif-motif perkamen bernuansa floral dan awan milik bangsa timur. Sementara mengatasi dekorasi yang menunjukkan kepada Allah, medali-medali di sisinya tertulis surat al-fatihah, yang selalu dibaca setiap hari pada saat shalat dalam naskah yang mulia dengan cetakan yang sangat panjang.khaligrafi yang mengesankan tersebut merupakan desain khaligrafer terkemuka Ahmed Karahisari. Medali-medali ini berasal dari studio iznik menuntut skill yang luar biasa, sebagai naskah pada masing-masing lahan termasuk 64 ubin-ubin di halaman, yang masing-masingnya menunjukkan satu bagian kecil dari naskah yang berkaitan dengan jari-jari lingkaran. Untuk pertamakalinya komposisi ini disamping tone biru yang halus juga menunjukkan warna tomat yang terang kemerahan yang dihasilkan dari besi berharga armenia dan menyediakan percikan warna yang menarik perhatian pada background putihnya. Dalam meusoleum Sulaiman dan Hurrem, dekorasi ubinnya dengan sulur yang beraroma bunga menyebar di seluruh permukaan , yang menimbulkan citarasa kemegahan.
Sketsa dari halaman studio mendorong pelukis ubin, yang telah memulai dengan ubin berwarna biru dan putih untuk gedung-gedung di edirne untuk menghasilkan komposisi banyak hiasan yang diciptakan dengan efek yang mengagumkan. (tersusun dari ubin-ubin yang banyak dengan ukuran 26 cm atau 10 ”). Dengan adanya itu semua menunjukkan jenis bunga-bunga yang tertanam di kebun utsmaniyah seperti tulip, anyelir, mawar, ranounculi dan bunga bakung yang telah ditemukan dengan penuh kesuburan yang disusun secara simetrik, membentuk background yang megah. Bagian natural, bagian dekorasi tumbuhan yang fantastik, yang megah penuh kemegahan dipertinggi atau ditonjolkan dengan adanya kaca-kaca yang jernih yang seakan-akan mampu membawa orang-orang beriman pada masa itu menuju kebun-kebun syurga yang telah dijanjikan bagi mereka dalam al-qur’an dan dalam naskah al-qur’an di mesjid Sulaiman.

Teknologi Bangunan
Mesjid ini hampir dua kali ukuran mesjid shehzed yang terletak di tengah halaman berpagar setinggi 216 meter (718 ft) dan selebar 114 meter (472 ft). sang arsitek telah mengadopsi struktur kubah dengan dua setengah sisi kubah pojok kecil dan dinding-dinding cabang berkorden dari hagia sofia di ilhami oleh kolom-kolom rangkap yang besar.
Pada eksteriornya terdapat dua tingkat gedung bergaya hypostyle. Dengan dinding bertirai, bangunan besarnya dihiasi oleh barisan jendela. Bagian depan halamannya terdapat air mancur untuk berwudhu. Di tengah gerbang yang luar biasa besar dengan tympanum yang di bingkai dengan setengah tiang dan empat menara pada pojoknya, yang menemani kemegahan kubah dengan tingginya yang sekitar 70 meter (230 ft). Gedung-gedung itu banyak muncul secara bertahap dengan model yang penuh karakteristik mulai dari kubah pusat yang mencolok pada balai masuk di seluruh setengah bagian kubah dan di pojok kubah yang menguatkan pilar, naik ke atas menuju kubah dasar dengan dinding penopang yang terlihat dengan jelas. Kubah ini membanggakan diameternya sepanjang 26,5 meter (87 ft) dan puncak yang setinggi hampir 48 meter (157 ft). Menyepuh hiasan dengan simbol islami berupa bulan tsabit yang berkelip dari kubah dan minaret-minaret.
Mesjid Sulaiman berdiri sendiri dengan halaman dalam (sahn) yang dikelilingi 4 minaret setinggi 110 meter dengan 4 tingkatan. Hal itu menjadi vocal point dari halaman tertutup dengan dinding. Mesjid sulaiman merupakan mesjid pertama yang menggunakan minaret 4 buah. Setiap tingkat pada menara ditandai dengan cincin yang melingkari minaret. Dan keempatnya sangat tinggi dengan atap runcing seperti ujung pensil khas Ottoman atau biasanya sering disebut Ottoman needle minaret. Di sisi yang sama sebagai halaman gedung-gedung yayasan disusun pada sudut pandang yang benar. Gedung-gedung ini dengan barisan kubah mereka yang di kelompokkan di sekitar halaman bagian dalam (sahn). Komplek lembaga tersebut menunjukkan penampilan seragam dan seimbang, termasuk variasi gedung-gedungnya.
Sepanjang perayaan model yang besar dan memiliki model arsitektural yang terkenal dari kebangkitan kembali italia telah dibawa oleh kekuasaan yang penuh dalam proses untuk kemajuan (perbaikan) besar-besaran sebagaimana di tunjukkan dalam miniatur dari ”The Surname” yang ditulis pada tahun 1502. Hal ini dibuktikan dengan adanya bentuk kubah yang terinspirasi dari model arsitektur byzantium yang yang cukup terkenal. Salah satunya adalah hagia sofia. Penyusunan kubah pada mesjid sulaiman diambil dari hagia sofia, tapi lengkungan 2 warnanya yang besar mengangkat kubahnya di atas cakrawala yang terbuka menciptakan kondisi terang. Lengkungan-lengkungan ini berada di sebelah struktur korbel yang menonjol mengelilingi seluruh ruang kosong dan memisahkan bidang kubah dari kedalaman yang paling bawah. Pemandangan dari sisi selatan komplek sulaiman di seluruh atap madrasah-madrasah, dimana dinding bertirainya dengan jendela mendobrak garis struktur kubah. Lengkung dinding yang menanjak yang disusun di antara kolom-kolom menara dengan kubah palsu mereka membawa berat utama kubah. Lengkungan ini ditonjolkan seperti dinding-dinding di sisi ruangan kubah bagian bawah. Pembukaan-pembukaan menuju loggias dapat dilihat di antara kolom-kolom yang mendukung separo kubahnya.
Dalam proporsinya, mesjid itu melebihi seluruh bangunan utama Islam dimasa lalu dan menjadi imbangan bagi hagia sofia di city scape, meskipun itu tidak mencapai ukuran bangunan kubah berdiameter 31,9 meter (107 ft), tinggi 56,2 meter (184 ft). Sementara bangunan byzantium memiliki pengaruh yang misterius dengan dengan lampu yang menyorot kedalam wilayah kubah di sekeliling pusat ruang kosong ( celah ) yang pucat, gedung ustmaniyah bersinar dari lantai hingga kubah dengan ukuran yang sama, yang meyakinkan pada kelogisan dan ke jelasannya. Hal inilah yang meyakinkan bahwa arsitektur pada masa utsmaniyah memberikan sinar baru sangat berbeda dengan arsitektur byzantium.

Susunan ruang dan tatanan massa
Kompleks yang diberi nama Suleymaniye ini denahnya tersusun rapi, teratur berderet semua sejajar dan searah, mesjidnya di tengah. Semua unit dalam kompleks termasuk mesjid berarsitektur Hypostyle. Halaman dalam atau sahn, ada yang berdenah segi empat panjang dan ada yang bujur sangkar. Di sudut utara-barat dari kompleks terdapat rumah sakit atau darussifa dan sekolah tinggi medis. Inilah salah satu kemajuan yang terjadi pada masa itu. Berdampingan di sebelah barat rumah sakit berjejer berturut-turut imaret yaitu dapur untuk memasak sup untuk kaum miskin atau penginapan pengelolaannya menyatu dengan unit lainnya dalam kompleks.
Di dalamnya terdapat juga madrasah-madrasah yang penurut piagam telah berkontribusi untuk keagungan agama dan ilmu-ilmu pengetahuan keagamaan sebaik kuatnya otoritas duniawi. Para sarjana pada masa itu dulu, dari madrasah-madrasah sebenarnya terpanggil ke istana untuk mengadakan diskusi reguler.madrasah terletah di sebelah selatan rumah sakit sejajar dengan mesjid, berturut-turut madrasah berbeda aliran tingkatan atau jurusan: Madrasah Tip, Madrasah Sani, Madrasal Evvel. Di ujung selatan deretan madrasah terdapat sibyan (sekolah membaca al-qur’an khusus untuk anak laki-laki). Beberapa meter di selatan-barat sibyan ada taksim yaitu bangunan untuk mengatur pembagian air dalam suatu bagian kota.
Mesjid berada di tengah dikelilingi pagar segi empat panjang mengikuti denah mesjidnya dan halaman terbentuk menjadi huruf U mengelilingi mesjid dan makam di sebelah selatan masjid. tergabung dalam komplek Sulaiman adalah mausoleums Sulaiman dan istrinya Hurrem, yang dibangun pada tahun 1556 dan 1558 yang terletak tepat di belakang dinding kiblat mesjid yang di kuatkan dengan dinding penopang yang kuat.. Keduanya berdenah hexagonal sama dengan hampir semua mausoleums yang ada.mausoleum ini juga dipagari. Turbe (mausoleums) Suleyman lebih besar dari lainnya. Tepat pada sumbu bila di tarik garis dari sumbu tengah mesjid ke arah kiblat di ujung selatan terdapat kamar penjaga turbe. Di sebelah barat mesjid terdapat dua unit bangunan kembar, masing-masing menyatu , yang di selatan madrasah salis di utara Madrasah Rabi. Di selatan terdapat dua unit yang letaknya tidak sejajar dengan dinding bangunan lainnya, satu untuk sekolah hadist, lainnya untuk hamam atam tempat mandi Turki.
Bentuk dan tata ruang mesjid identik dengan mesjid sehzade, namun dalam ukuran lebih besar. Secara keseluruhan merupakan gabungan konsep Hypostyle dengan gaya arsitektur Byzantine. Mesjid juga mempunyai daun pintu samping pada haram dan sahn, bahkan pada haram masing-masing sisi mempunyai dua pintu masuk. Konstruksinya sangat khas Turki Ottoman dari batu sangat tebal sehingga kelihatan seperti candi-candi di Jawa. Denah ruang sembahyang utama atau haram, bujur sangkar di tengah dalam posisi titik sudut sebuah bujur sangkar di tengah dalam posisi titik sudut bujur sangkar pula berdiri kolom sangat besar, menyangga kubah utama sama dengan di Mesjid sehzade. Interiornya di perpanjang hingga ruang masuk dan ibadah diberikan ukuran lebar yang lebih pada poros garis lintang melalui tambahan galeri di sisi yang lain selasar yang becabang tiga.Ruang depan (arah kiblat) dan belakang dari sahn atau utara-selatan masing-masing diatapi oleh setengah kubah dan atap setengah kubah tersebut pada sudutnya terdapat lagi atap setengah kubah, tetapi lebih kecil.
Batasan tanah lapang yang bertiangkan kubah mendominasi interior mesjid. Dimensi yang membujur ditonjolkan dengan tirai-tirai dinding yang terdapat di barisan kolom-kolom tersebut dan bersambung dengan sisi-sisi gedung dan wilayah-wilayah mihrab yang diperpanjang hampir setengah kubah. Dinding kiblat menunjukkan tiga pihak struktur tersebut yang bisa dilihat seluruhnya. Area berubin di sini adalah yang pertamakalinya mengelilingi tempat ibadah dari marmer. Di sisi kanannya terletak mimbar dari marmer untuk khatib dan panggung untuk shalawatan.

Dekorasi dan Ornamentasi
Dekorasi ubin mesjid telah dsuplai dari kota anatoli sebelah barat selatan yakni iznik yang ruang kerja tembikarnya telah menjadi terkenal karena bejana keramik buatan mereka yang dilapisi dengan cairan kaca. Proses ini meniru keramik putih yang keras dan kobalt biru yang dilapisi kaca dari porselen eksport bangsa china dan telah memperkaya motif-motif perkamen bernuansa floral dan awan milik bangsa timur. 30 cm (12”) lampu-lampu yang tergantung pada komplek lembaga bayazid II adalah diantara kreasi mereka yang luar biasa. Dekorasi ubin di Mesjid Sulaiman hanyalah satu bukti dari kebesaran tersebut. Terpisah dari jendela lunett, pada dinding kiblat terdapat papan polycrome yang melengkapi mihrab yang terbuat dari marmer. Sementara mengatasi dekorasi yang menunjukkan kepada Allah, medali-medali di sisinya tertulis surat al-fatihah, yang selalu dibaca setiap hari pada saat shalat dalam naskah yang mulia dengan cetakan yang sangat panjang.khaligrafi yang mengesankan tersebut merupakan desain khaligrafer terkemuka Ahmed Karahisari. Medali-medali ini berasal dari studio iznik menuntut skill yang luar biasa, sebagai naskah pada masing-masing lahan termasuk 64 ubin-ubin di halaman, yang masin-masingnya menunjukkan satu bagian kecil dari naskah yang berkaitan dengan jari-jari lingkaran. Untuk pertamakalinya komposisi ini disamping tone biru yang halus juga menunjukkan warna tomat yang terang kemerahan yang dihasilkan dari besi berharga armenia dan menyediakan percikan warna yang menarik perhatian pada background putihnya. Dalam meusoleum Sulaiman dan Hurrem, dekorasi ubinnya dengan sulur yang beraroma bunga menyebar di seluruh permukaan , yang menimbulkan cita rasa kemegahan. Bagian natural, bagian dekorasi tumbuhan yang fantastik.
Besi untuk pola-pola geometris jendela untuk mengunci blok bebatuan bersama-sama, dan menuju atap-atap dan kubah-kubah yang memang dibawa dari balkan. Kaca jendela yang berwarna yang telah lama berada di dinding kiblat, diimport dari venice dan dipasang di wilayah tersebut oleh para tukang kaca lokal. Karpet-karpetnya didatangkan dari pusat anatoli barat dan dari kairo, dan lapisan karpetnya didatangkan dari mesir dan sudan.
Pada interior banyak terdapat lampu-lampu yang digantung dengan besi agar memudahkan pemeliharaannya disamping penerangannya lebih efektif. Pada daun pintu-pintu di mesjid sulaiman juga memakai hiasan/ukiran yang terdiri dari jalinan garis-garis geometris membentuk pola geometris atau biasa disebut dengan intricate. Selain itu, pada pintu masuk utama juga terdapat kubah muqarnas sebagai penghias pintu masuk utama. Tiap Kolom dan monaret menggunakan Muqarnas pada pangkal pelengkungnya.

Makna-makna dan Nilai-nilai yang terkandung
khalifah sebagai penguasa dunia dan peranannya sebagai pelindung islam begitu menonjol dalam prasasti di seluruh gerbang utama masjid , yang menonjol dengan adanya kubah muqarnas. Hal itu ditulis oleh hakim senior dan sarjana legal sulaiman yakni syaihul islam yang memiliki bacaan al quran surat al anam setiap harinya yang di mulai dengan pujian terhadap yang maha kuasa dan berakhir dengan otorisasi yang hebat dari sebuah kekuasaan duniawi; ”dan dialah yang menunjukmu untuk menguasai dunia ”. Masjid sulaiman membentuk simbol yang nyata kekuasaan duniawi kekhilafahan utsmaniyah
lengkungan 2 warnanya yang besar mengangkat kubahnya di atas cakrawala yang terbuka menciptakan kondisi terang. Lengkungan-lengkungan ini berada di sebelah struktur korbel yang menonjol mengelilingi seluruh ruang kosong dan memisahkan bidang kubah dari kedalaman yang paling bawah. Dengan penyelesaian warna birunya yang masih asli di dalam kubahnya, yang membuat orang yang berada di dalam sana mampu melihat cakrawala tanpa batas.
Bagian natural, bagian dekorasi tumbuhan yang fantastik, yang megah penuh kemegahan dipertinggi atau ditonjolkan dengan adanya kaca-kaca yang jernih yang seakan-akan mampu membawa orang-orang beriman pada masa itu menuju kebun-kebun syurga yang telah dijanjikan bagi mereka dalam al-qur’an dan dalam naskah al-qur’an di mesjid Sulaiman.

Tidak ada komentar: