Senin, 22 Desember 2008

Bibliotheca Alexandrina

Bibliotheca Alexandrina, itulah namanya. Sebuah bangunan yang spektakuler pada berapa dekade ini sungguh menarik perhatian dunia. Keindahan bangunan yang tak tergambarkan oleh kata-kata ini menjadikannya begitu sempurna. Perancangannya yang menarik atas kerjasama antara Snøhetta dengan hamza dalam mengerjakan proyek ini merupakan kerjasama yang sangat baik. Kejelasan struktur geometrisnya yang digabungkan dengan estetika yang sempurna menjadikannya tampak megah. Sangat pantas jika Snøhetta dalam hal ini memenangkan kompetisi arsitektur dunia. Apakah yang membuat bangunan ini begitu spektakuler?pada kesempatan kali ini saya akan mendeskripsikan tentang Bibliotheca Alexandrina.



Architect : Snøhetta
Location : Shatby, Egypt
Date : 1989 to 2001
Building : Type large regional public library
Construction System : granite cladding
Climate : desert
Context : urban
Style : Modern
Notes with : Hamza Associates of Cairo. Overlooking the Mediterranean.

Pendahuluan
Bibliotheca Alexandrina, itulah namanya. Sebuah bangunan yang spektakuler pada berapa dekade ini sungguh menarik perhatian dunia. Keindahan bangunan yang tak tergambarkan oleh kata-kata ini menjadikannya begitu sempurna. Perancangannya yang menarik atas kerjasama antara Snøhetta dengan hamza dalam mengerjakan proyek ini merupakan kerjasama yang sangat baik. Kejelasan struktur geometrisnya yang digabungkan dengan estetika yang sempurna menjadikannya tampak megah. Sangat pantas jika Snøhetta dalam hal ini memenangkan kompetisi arsitektur dunia. Apakah yang membuat bangunan ini begitu spektakuler?pada kesempatan kali ini saya akan mendeskripsikan tentang Bibliotheca Alexandrina.

Pembangunan
Sebuah Bangunan monumental yang dikenal dengan nama Bibliotheca Alexandrina merupakan perpustakaan utama dan pusat budaya yang terletak di pantai Laut Tengah di Mesir tepatnya di kota Alexandria. Perpustakaan ini merupakan sebuah peringatan untuk Perpustakaan Alexandria yang hilang.
Ide untuk menghidupkan kembali perpustakaan kuno tersebut kembali ke 1974, ketika sebuah komite yang dibentuk oleh University of Alexandria memilih sebuah lokasi untuk perpustakaan baru, antara kampus dan laut, dekat dengan perpustakaan kuno dulu berdiri. Ide untuk menciptakan kembali perpustakaan kuno tersebut diterima dengan antusias oleh pribadi dan agensi lain.
Salah satu pendukung utama proyek ini adalah Presiden Mesir Hosni Mubarak; UNESCO juga cepat tanggap terhadap ide memberikan daerah Laut Tengah dengan pusat budaya dan sains yang maju. Sebuah kompetisi arsitektur, yang diatur oleh UNESCO pada 1988 untuk memilih desain yang layak untuk tempat tersebut dan warisannya, dimenangkan oleh perusahaan Norwegia Snøhetta dari lebih dari 1.400 masukan lainnya.
Pada sebuah konferensi yang diadakan pada 1990 di Aswan, bantuan pertama pembiayaan untuk proyek tersebut diberikan: US$65 juta, kebanyakan dari negara-negara Arab. Konstruksi dimulai pada 1995 dan setelah menghabiskan US$220 juta, kompleks ini akhirnya diresmikan pada 16 Oktober 2002(dalam www. id.wikipedia.org , 2008:7)
Perpustakaan yang dikenal sebagai perpustakaan terbesar ini diresmikan oleh Presiden Husni Mubarak yang dihadiri oleh Pemimipin dan Presiden dari berbagai Negara lainnya diantaranya: Presiden Prancis, Presiden Yordania, Ketua UNESCO (Badan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB), dan para Pembesar lainnya. (dalam www.kupretist.multiply.com)
Pada tahun 1989, Mesir mengumumkan kompetisi arsitektur untuk merancang Perpustakaan Alexandria. Sekitar 650 tim menyerahkan rencana mereka. Merupakan suatu kejutan ketika Snøhetta, sebuah kantor arsitek kecil di Norwegia yang tidak pernah memenangkan kompetisi dan membangun gedung dalam skala besar mendapat hadiah pertama. Perpustakaan Alexandria yang baru, atau Bibliotheca Alexandrina, dibuka pada tahun 2002 dan dipandang sebagai salah satu karya arsitektur paling penting dalam beberapa dekade terakhir.

Bibliotheca Alexandrina merupakan bangunan yang menakjubkan
Bentuk perpustakaan tersebut sangat mengesankan namun tetap sederhana. Secara keseluruhan, bangunan dibagi secara diagonal, berdiri dalam bentuk silinder dimana kejelasan struktur geometris memiliki persamaan dengan keantikan bangunan besar di Mesir. Garis lurus yang menusuk bentuk silinder perpustakaan sebenarnya adalah jembatan penyeberangan, yang memberikan jalan dari Universitas Alexandria ke Selatan. Jembatan tersebut menyeberangi jalanan yang padat untuk mencapai lantai dua perpustakaan dan terus ke plasa di sebelah Utara gedung, mengarah ke laut.
Di sebelah Barat jembatan ini, sebagian besar berbentuk silinder menukik, menciptakan ruang kosong yang merupakan pintu masuk utama perpustakaan. Pintu masuk perpustakaan menghadap pintu depan sebuah gedung pertemuan tua, dan sepertinya menunjukkan penghormatan pada gedung tersebut. Diantara kedua gedung tersebut adalah plasa yang dihias dengan jalanan batu dan, terbenam di dalam plasa adalah area yang sangat luas untuk planetarium.
Bangunan berbentuk silinder dipotong oleh sudut miring. Umumnya, hal ini akan membentuk elips, tetapi para arsitek memulai dengan silinder elips yang dimiringkan jauh dari garis vertikal. Oleh karena itu, area lantai dasar dan atap bangunan menghasilkan bentuk lingkaran yang sempurna. Dinding-dinding miring perpustakaan semuanya menunjuk ke Utara, ke arah laut. Sementara silinder adalah bentuk statis, bentuk tidak beraturan perpustakaan memberikannya gerak – kesan yang ditekankan oleh garis vertikal 10 m dibawah tanah hingga 32 m di atas tanah dari sebuah gedung bertingkat 10.
Dinding yang menghadap Selatan dari bagian silinder dihias dengan potongan batu granit yang merupakan pecahan batu yang sangat besar, bukan digergaji. Permukaannya tidak rata, dengan garis bentuk yang halus. Batu-batu granit tersebut ditulisi dengan simbol huruf dari seluruh dunia, salah satu gambaran tentang perpustakaan ini yang mempunyai ilmu yang ada dari seluruh dunia dengan segala bahasa yang berbeda-beda pula. Sinar matahari dan pantulan lampu di perbatasan air menghasilkan bentuk bayangan dinamis dari simbol-simbol tersebut, yang mengingatkan pada dinding tempat beribadah Mesir kuno. Ruang utama perpustakaan yang sangat luas – setengah lingkaran dengan diameter 160 m – merupakan ruangan yang sangat kuat. Dinding melengkung tebuat dari beton dengan sambungan vertikal terbuka, semetara dinding yang lurus dihias dengan batu hitam dari Zimbabwe. Lantainya dibagi menjadi tujuh tingkat yang menurun ke Utara, menuju Mediterrania. (dalam www.norwegia.or.id)
Pada jalan masuk ke Perpustakaan ini akan kita temui tembok batu besar yang bertuliskan “manuskrip museum”. Tembok batu besar ini mengambil bentuk bangunan-bangunan mesir kuno di masa lalu.
Dengan model seperti Opera Square di Sidney dan seperti museum di New York. Mempunyai kapasitas yang mampu memuat sekitar 8.000.000 buku, dengan jumlah yang baru ada sekarang sekitar 5000.000 buku. Adapun ruangan-ruangan khusus untuk membaca yang sangat luas dan dirancang sedemikian rupa dengan arsitek yang sangat canggih. Sedangkan pencahayaan dalam ruangannya pada waktu pagi hingga siag hari menggunakan sinar matahari langsung sebagai pantulan dari atapnya yang tembus kilauan cahayanya dengan warna-warna khusus sehingga tidak membuat ruangan silau dan menggambarkan perbedaan siangdan sore hari.
Sebagaimana disebutkan bahwa Perpustakaan ini berbentuk Istana Matahari yang muncul dari permukaan bumi dengan menghadap laut. Ketinggiannya mencapai 160 meter jika diukur dari bagian paling bawah. Dikelilingi dengan batu Aswan (granit) yang berbentuk bulan purnama dan divariasi dengan huruf abjad sebanyak 120 buah dengan bahasa yang berlainan.
Salah satu bagiannya yang berupa bulat yaitu planetarium, sengaja diserupakan dengan bentuk planet bulan yang terlihat terang di malam hari. Selayaknya bulan purnama yang menerangi bumi dengan cahaya sekundernya dari matahari, begitu juga dengan Bibliotheca Alexandrina yang memberi pencerahan bagi siapa saja yang menginginkannya.
Di samping itu, makatabah ini juga dilengkapi dengan ruang konferensi yang dapat menampung 3200 peserta. Perpustakaan yang berkubah seperti kristal ini juga menyediakan sebuah perpustakaan Thaha Husein khusus untuk tuna netra yang bisa dibaca dengan sentuhan tangan (huruf Braille), juga perpustakaan khusus anak-anak, yang semua dirancang dengan teknologi hitungan canggih, manuskrip dan lima embaga riset. Juga berisi buku-buku klasik yang dimulai sejak zaman tarikh Islam dahulu, sampai karya-karya tulis Ilmiah terbaru dari seluruh Negara Eropa. (kupretist.multiply.com)
Perpustakaan kuno Alexandria memiliki koleksi tulisan antik terbaik. Ketika perpustakaan ini dihancurkan pada abad kelima setelah masehi, harta kearifan kuno dalam jumlah yang sangat banyak selamanya hilang.

Daftar Pustaka
“Alexandria, Saksi Peradaban Mesir”, dalam http://www.kupretist.multiply.com/journal/item/106, di akses tanggal 9 Juli 2008
“Bibliotek_Alexandria” dalam http://www.id.wikipedia.org/wiki, diakses tanggal 9 Juli 2008

“Bibliotheca Alexandrina” dalam http://www.greatbuildings.com, diakses tanggal 9 Juli 2008
“Bibliotheca Alexandrina (Egypt)” dalam http://www.hamza.org, diakses tanggal 9 Juli 2008
http://www.bibalex.org/English/gallery/pages, diakses tanggal 9 Juli 2008
Perpustakaan Alexandria http://www.norwegia.or.id/culture/architecture/alexandria, diakses tanggal 9 Juli 2008

Tidak ada komentar: