Senin, 22 Desember 2008

Do'a dikala Ragu Akan Dirinya


Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do’a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya….:)

Ya Allah…Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami Agar kemesraan itu abadi

Dan ya Allah… ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi
Tetapi ya Allah…
Seandainya telah Engkau takdirkan……
Dia bukan milikku Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti…
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta…
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya….

Ya Allah ya Tuhanku…
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah…
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan
hidup Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh
Amin… Ya Rabbal ‘Alamin

Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu.

“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.

“Segar.”, sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

“Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

diambil dari motivasi.net

Cangkir yang cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.
Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
***********************************************************
Renungan :
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda.
di ambil dari motivasi.net

Hidup adalah PILIHAN

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak.
Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.
Renungan :
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.

Surat Cinta Untuk Jiwa

Surat ini kutunjukan untuk diriku sendiri serta saudara – saudariku yang Insya Allah tetap mencintai Allah dan rasul – Nya di atas segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.



Surat ini kutunjukan untuk hatiku dan hati saudara / I –ku yang kerap kali terisi oleh cinta selain – Nya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya Dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena – Nya, lalu diruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasan. Maka saat ini kurasakan kekecewaan dan kelelahan karena yang kulalukan tidak sepanuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil, Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutunjukan untuk jiwaku dan jiwa saudara /I –ku yang mulai lelah menapaki jalan –nya ketika seringkali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia, padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa –dosanya.

Surat ini kutunjukan untuk ruh – ku dan ruh saudara / I ku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiakan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah kejujuran diletakkan ?! dan kini terabaikan sudah secara nurni yang bersih, saat ibadah hanyalah rutinitas belaka, saat fisik dan fikiran disibukan oleh Dunia, saat wajah menampakan kebahagian yang semu, coba lihat hatimu menangis, tertawa dan merana??!

Surat ini kutunjukan untuk diriku dan saudara / I –ku yang sombong, yang terkadang bangga dengan dirinya sediri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih dihadapan – Nya selain ketakwaan, padahal kita menyadari bahwa tiap – tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.

Surat ini kutunjukan untuk hatiku dan hati saudara / I –ku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewatkan begitu saja, dan saat tiada rasa dosa ketika menzhalimi diri dan saudaranya.

Akhirnya surat ini kutunjukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan birkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah – wajah disekelilingnya, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari – Nya.

“Adakah hari – hari yang mungkin aku bisa lari dari maut, hari yang ditentukan, dan yang tidak ditentukan. Hari yang tidak ditetapkan, akupun tak gentar dan hari yang ditentukan – pun aku tak kuasa menghindarinya. Dari para syuhada yang gugur yang tak kau pedulikan. Maka sesungguhnya engkau walau meminta penundaan meski sehari atas ajal yang ditetapkan padamu, tentu ia takkan mau karena itu bersabarlah saat menhadapi kematian karena mengarapkan keadilan adalah mustahil.”

“ya…. Allah yang maha membolak –balikan hati, tetapkan hati ini pada agama – mu, pada ta’atnya beribadah kepada – mu dan da’wah dijalan –mu.”

Bibliotheca Alexandrina

Bibliotheca Alexandrina, itulah namanya. Sebuah bangunan yang spektakuler pada berapa dekade ini sungguh menarik perhatian dunia. Keindahan bangunan yang tak tergambarkan oleh kata-kata ini menjadikannya begitu sempurna. Perancangannya yang menarik atas kerjasama antara Snøhetta dengan hamza dalam mengerjakan proyek ini merupakan kerjasama yang sangat baik. Kejelasan struktur geometrisnya yang digabungkan dengan estetika yang sempurna menjadikannya tampak megah. Sangat pantas jika Snøhetta dalam hal ini memenangkan kompetisi arsitektur dunia. Apakah yang membuat bangunan ini begitu spektakuler?pada kesempatan kali ini saya akan mendeskripsikan tentang Bibliotheca Alexandrina.



Architect : Snøhetta
Location : Shatby, Egypt
Date : 1989 to 2001
Building : Type large regional public library
Construction System : granite cladding
Climate : desert
Context : urban
Style : Modern
Notes with : Hamza Associates of Cairo. Overlooking the Mediterranean.

Pendahuluan
Bibliotheca Alexandrina, itulah namanya. Sebuah bangunan yang spektakuler pada berapa dekade ini sungguh menarik perhatian dunia. Keindahan bangunan yang tak tergambarkan oleh kata-kata ini menjadikannya begitu sempurna. Perancangannya yang menarik atas kerjasama antara Snøhetta dengan hamza dalam mengerjakan proyek ini merupakan kerjasama yang sangat baik. Kejelasan struktur geometrisnya yang digabungkan dengan estetika yang sempurna menjadikannya tampak megah. Sangat pantas jika Snøhetta dalam hal ini memenangkan kompetisi arsitektur dunia. Apakah yang membuat bangunan ini begitu spektakuler?pada kesempatan kali ini saya akan mendeskripsikan tentang Bibliotheca Alexandrina.

Pembangunan
Sebuah Bangunan monumental yang dikenal dengan nama Bibliotheca Alexandrina merupakan perpustakaan utama dan pusat budaya yang terletak di pantai Laut Tengah di Mesir tepatnya di kota Alexandria. Perpustakaan ini merupakan sebuah peringatan untuk Perpustakaan Alexandria yang hilang.
Ide untuk menghidupkan kembali perpustakaan kuno tersebut kembali ke 1974, ketika sebuah komite yang dibentuk oleh University of Alexandria memilih sebuah lokasi untuk perpustakaan baru, antara kampus dan laut, dekat dengan perpustakaan kuno dulu berdiri. Ide untuk menciptakan kembali perpustakaan kuno tersebut diterima dengan antusias oleh pribadi dan agensi lain.
Salah satu pendukung utama proyek ini adalah Presiden Mesir Hosni Mubarak; UNESCO juga cepat tanggap terhadap ide memberikan daerah Laut Tengah dengan pusat budaya dan sains yang maju. Sebuah kompetisi arsitektur, yang diatur oleh UNESCO pada 1988 untuk memilih desain yang layak untuk tempat tersebut dan warisannya, dimenangkan oleh perusahaan Norwegia Snøhetta dari lebih dari 1.400 masukan lainnya.
Pada sebuah konferensi yang diadakan pada 1990 di Aswan, bantuan pertama pembiayaan untuk proyek tersebut diberikan: US$65 juta, kebanyakan dari negara-negara Arab. Konstruksi dimulai pada 1995 dan setelah menghabiskan US$220 juta, kompleks ini akhirnya diresmikan pada 16 Oktober 2002(dalam www. id.wikipedia.org , 2008:7)
Perpustakaan yang dikenal sebagai perpustakaan terbesar ini diresmikan oleh Presiden Husni Mubarak yang dihadiri oleh Pemimipin dan Presiden dari berbagai Negara lainnya diantaranya: Presiden Prancis, Presiden Yordania, Ketua UNESCO (Badan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB), dan para Pembesar lainnya. (dalam www.kupretist.multiply.com)
Pada tahun 1989, Mesir mengumumkan kompetisi arsitektur untuk merancang Perpustakaan Alexandria. Sekitar 650 tim menyerahkan rencana mereka. Merupakan suatu kejutan ketika Snøhetta, sebuah kantor arsitek kecil di Norwegia yang tidak pernah memenangkan kompetisi dan membangun gedung dalam skala besar mendapat hadiah pertama. Perpustakaan Alexandria yang baru, atau Bibliotheca Alexandrina, dibuka pada tahun 2002 dan dipandang sebagai salah satu karya arsitektur paling penting dalam beberapa dekade terakhir.

Bibliotheca Alexandrina merupakan bangunan yang menakjubkan
Bentuk perpustakaan tersebut sangat mengesankan namun tetap sederhana. Secara keseluruhan, bangunan dibagi secara diagonal, berdiri dalam bentuk silinder dimana kejelasan struktur geometris memiliki persamaan dengan keantikan bangunan besar di Mesir. Garis lurus yang menusuk bentuk silinder perpustakaan sebenarnya adalah jembatan penyeberangan, yang memberikan jalan dari Universitas Alexandria ke Selatan. Jembatan tersebut menyeberangi jalanan yang padat untuk mencapai lantai dua perpustakaan dan terus ke plasa di sebelah Utara gedung, mengarah ke laut.
Di sebelah Barat jembatan ini, sebagian besar berbentuk silinder menukik, menciptakan ruang kosong yang merupakan pintu masuk utama perpustakaan. Pintu masuk perpustakaan menghadap pintu depan sebuah gedung pertemuan tua, dan sepertinya menunjukkan penghormatan pada gedung tersebut. Diantara kedua gedung tersebut adalah plasa yang dihias dengan jalanan batu dan, terbenam di dalam plasa adalah area yang sangat luas untuk planetarium.
Bangunan berbentuk silinder dipotong oleh sudut miring. Umumnya, hal ini akan membentuk elips, tetapi para arsitek memulai dengan silinder elips yang dimiringkan jauh dari garis vertikal. Oleh karena itu, area lantai dasar dan atap bangunan menghasilkan bentuk lingkaran yang sempurna. Dinding-dinding miring perpustakaan semuanya menunjuk ke Utara, ke arah laut. Sementara silinder adalah bentuk statis, bentuk tidak beraturan perpustakaan memberikannya gerak – kesan yang ditekankan oleh garis vertikal 10 m dibawah tanah hingga 32 m di atas tanah dari sebuah gedung bertingkat 10.
Dinding yang menghadap Selatan dari bagian silinder dihias dengan potongan batu granit yang merupakan pecahan batu yang sangat besar, bukan digergaji. Permukaannya tidak rata, dengan garis bentuk yang halus. Batu-batu granit tersebut ditulisi dengan simbol huruf dari seluruh dunia, salah satu gambaran tentang perpustakaan ini yang mempunyai ilmu yang ada dari seluruh dunia dengan segala bahasa yang berbeda-beda pula. Sinar matahari dan pantulan lampu di perbatasan air menghasilkan bentuk bayangan dinamis dari simbol-simbol tersebut, yang mengingatkan pada dinding tempat beribadah Mesir kuno. Ruang utama perpustakaan yang sangat luas – setengah lingkaran dengan diameter 160 m – merupakan ruangan yang sangat kuat. Dinding melengkung tebuat dari beton dengan sambungan vertikal terbuka, semetara dinding yang lurus dihias dengan batu hitam dari Zimbabwe. Lantainya dibagi menjadi tujuh tingkat yang menurun ke Utara, menuju Mediterrania. (dalam www.norwegia.or.id)
Pada jalan masuk ke Perpustakaan ini akan kita temui tembok batu besar yang bertuliskan “manuskrip museum”. Tembok batu besar ini mengambil bentuk bangunan-bangunan mesir kuno di masa lalu.
Dengan model seperti Opera Square di Sidney dan seperti museum di New York. Mempunyai kapasitas yang mampu memuat sekitar 8.000.000 buku, dengan jumlah yang baru ada sekarang sekitar 5000.000 buku. Adapun ruangan-ruangan khusus untuk membaca yang sangat luas dan dirancang sedemikian rupa dengan arsitek yang sangat canggih. Sedangkan pencahayaan dalam ruangannya pada waktu pagi hingga siag hari menggunakan sinar matahari langsung sebagai pantulan dari atapnya yang tembus kilauan cahayanya dengan warna-warna khusus sehingga tidak membuat ruangan silau dan menggambarkan perbedaan siangdan sore hari.
Sebagaimana disebutkan bahwa Perpustakaan ini berbentuk Istana Matahari yang muncul dari permukaan bumi dengan menghadap laut. Ketinggiannya mencapai 160 meter jika diukur dari bagian paling bawah. Dikelilingi dengan batu Aswan (granit) yang berbentuk bulan purnama dan divariasi dengan huruf abjad sebanyak 120 buah dengan bahasa yang berlainan.
Salah satu bagiannya yang berupa bulat yaitu planetarium, sengaja diserupakan dengan bentuk planet bulan yang terlihat terang di malam hari. Selayaknya bulan purnama yang menerangi bumi dengan cahaya sekundernya dari matahari, begitu juga dengan Bibliotheca Alexandrina yang memberi pencerahan bagi siapa saja yang menginginkannya.
Di samping itu, makatabah ini juga dilengkapi dengan ruang konferensi yang dapat menampung 3200 peserta. Perpustakaan yang berkubah seperti kristal ini juga menyediakan sebuah perpustakaan Thaha Husein khusus untuk tuna netra yang bisa dibaca dengan sentuhan tangan (huruf Braille), juga perpustakaan khusus anak-anak, yang semua dirancang dengan teknologi hitungan canggih, manuskrip dan lima embaga riset. Juga berisi buku-buku klasik yang dimulai sejak zaman tarikh Islam dahulu, sampai karya-karya tulis Ilmiah terbaru dari seluruh Negara Eropa. (kupretist.multiply.com)
Perpustakaan kuno Alexandria memiliki koleksi tulisan antik terbaik. Ketika perpustakaan ini dihancurkan pada abad kelima setelah masehi, harta kearifan kuno dalam jumlah yang sangat banyak selamanya hilang.

Daftar Pustaka
“Alexandria, Saksi Peradaban Mesir”, dalam http://www.kupretist.multiply.com/journal/item/106, di akses tanggal 9 Juli 2008
“Bibliotek_Alexandria” dalam http://www.id.wikipedia.org/wiki, diakses tanggal 9 Juli 2008

“Bibliotheca Alexandrina” dalam http://www.greatbuildings.com, diakses tanggal 9 Juli 2008
“Bibliotheca Alexandrina (Egypt)” dalam http://www.hamza.org, diakses tanggal 9 Juli 2008
http://www.bibalex.org/English/gallery/pages, diakses tanggal 9 Juli 2008
Perpustakaan Alexandria http://www.norwegia.or.id/culture/architecture/alexandria, diakses tanggal 9 Juli 2008

Senin, 29 September 2008

Arsitektur Mesjid Sulaiman

Sejarah Pembangunan
Sebagai pendapat arsitektural oleh sang penguasa, dalam susunan arsitektur yang hebat dari komplek suleyman, yaitu sinan aga telah memulai pembangunannya pada tahun 1550, mengungguli seluruh bangunan masjid para sultan di masa lalu.sesudah keberhasilan sebagai tentara dari ayahnya Selin di Syiria, mesir, dan keberhasilan dakwahnya di Iraq dan Balkan, khalifah suleyman atau orang eropa biasa menyebutnya ” Suleyman The Magnificent ” (1520-1566) telah menguasai seluruh pemerintahan global dan tingkat arsitektur dunia yang memberikan kesan yang nyata atas kekuasaannya. Di akhir abad ke 16 ahli sejarah masa kekhilafahan utsmaniyah yakni mustofa ali menjabarkan bahwa gedung-gedung di masa sulaiman hampir seberharga penaklukannya sebagai tanda atas kehebatannya yang tidak tertandingi.
Sang khalifah secara pribadi telah memilih sebuah wilayah yang terletak di lereng di atas golden horn, terdapat kedamaian yang luar biasa pada tanah tersebut sesudah terjadi kebakaran di old palace yang akhirnya membuat sang khalifah pindah ke istana Topkapi.Bangunan tersebut di bangun untuk mengangkat wilayah ini semegah Dome of The Rock di temple mount, Jarussalem. Komplek tersebut di beri nama Suleymaniye oleh Sultan Sulaiman.
Setelah memperpanjang kerja dalam perencanaan dan pemetaan, batu pertama kemudian di letakkan oleh khalifah pada tanggal 13 juni 1550, menurut para ahli astrologi, tanggal itu di anggap tanggal yang bertuah.
Pada saat pembangunan, terjadi banyak kesalahan dari sang arsitek yang akhirnya membuat sang khalifah memutuskan untuk menarik pembangunan dari konstruksi besar ini, keraguan akan kecakapan arsitek timbul. Beberapa lama kemudian pembangunan dilanjutkan kembali, Khalifah mempercayai kembali Sinan dan memintanya untuk melengkapi mesjid tersebut dalam waktu yang singkat, pada awalnya hal ini menjadi beban bagi Sinan tetapi dia memulai terbiasa dengan hal tersebut, setelah periode masa-masa siang dan malam untuk bekerja dengan adanya panggilan-panggilan dari sang khalifah, Sinan merasa berat hati tetapi Sinan menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk keta’atan kepada ulil amri yaitu khalifah Sulaiman al-qanuni dan Sinan akhirnya menyelesaikan prosek tersebut pada oktober 1957.
Kekuatan ekonomi kekhilafahan ustmaniyah sangat memungkinkan proyek pembangunan yang besar hingga batasan luas yang yang tidak di ketahui hingga saat ini, orang-orang miskin mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan, serta makanan yang gratis. Hampir tidak ada orang miskin pada saat itu. Semuanya hidup sejahtera dalam naungan negara Islam tersebut. intinya masa kekhilafahan tersebut sebagai tanda kekuasaan islam yang nyata di muka bumi.
Pelayanan-pelayanan disuplay oleh komplek lembaga yang melakukan hubungan untuk pertumbuhan populasi yang baik sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Kota besar utsmaniyah dengan populasinya yang berjumlah sekitar ratusan ribu telah meningkat menjadi kota terbesar (terhebat) di seluruh wilayah mediterania. Setiap seperempat kota memiliki komplek lembaga sendiri-sendiri, yang pada kehidupan sosial, lembaga tersebut difokuskan, tapi tidak satupun yang melebihi besarnya komplek Sulaiman. Komplek itu memiliki 800 pekerja, beberapa dari mereka diarahkan pada pendidikan dan penelitian, sementara yang lain ditempatkan di rumah sakit, dapur untuk kaum miskin atau rumah penginapan. Pemasukan tahunan lembaga tersebut mendekati satu juta akse (mata uang perak). Jenis uang ini diambil dari 217 desa dan 30 lahan milik desa (umum), yang dimiliki oleh lembaga diantara sumber-sumber lainnya.
Istana tersebut memelihara gedung kantor manajemen, dibawah konsultasi sang Khalifah, merencanakan dan menatap proyek-proyek gedung yang bervariasi, menggambarkan estimasi biaya, memutuskan bagaimana mengkalkulasi biaya tenaga kerja dan materialnya, mendapatkan material-material gedung, dan mengorganisir kerjanya. Operasi Mamoth (operasi yang sangat besar) ini telah dikontrol oleh pengeluaran birokratis yang besar dan dikembangkan dengan cepat. Dalam kasus komplek Sulaiman, proses pembangunannya didokumentasikan dalam buku laporan, yang direkam seluruhnya secara detail dari aspek pembangunan yang bervariasi hingga perlengkapan 30 naskah baru untuk pembacaan al-qur’an.
Para pekerja manualnya, secara kasar jumlah orang islam dan kristennya adalah sama, mereka direkrut dari Istanbul dan wilayah-wilayah lainnya untuk kemudian diorganisir menjadi tukang yang terkualifikasi dan pekerja tanpa skill. Pada musim panas, di sana seringkali ada lebih dari 3000 pekerja yang dikerjakan pada wilayah tersebut, termasuk semua tukang batu dan pekerja membuat dinding, yang bekerja dalam kelompook-kelompok kecil pada tugas-tugas tertentu. Militer dengan janissaris muda dari rekrutmen atau dari boy harvest yang diorganisir untuk mengerjakan semua jenis pekerjaan pendukung, yakni penjagaan, transportasi muatan-muatan berat, dan pekerja di tambang.
Usaha mendapatkan material-material memenuhi bagian yang lebih besar pada buku laporan. Sementara gumpalan-gumpalan phorphyritic, granit dan marmer datang dari gedung byzantium yang lama yang telah digunakan kembali dan batuan-batuan yang bahkan dibawa dari kuil roma di alexandria (mesir) dan baalbek (libanon), batu kapur (beige) yang berwarna datang banyak sekali dari tambang di atas laut marmara. Memuat muatan-muatan dengan perahu besar yang beratnya berton-ton bebatuan granit setinggi 9 meter (30 ft) dari lengkungan selasar di dalam mesjid Sulaiman yang beratnya sekitar 28 ton-30 ton merupakan petualangan itu sendiri. Besi untuk pola-pola geometris jendela untuk mengunci blok bebatuan bersama-sama, dan menuju atap-atap dan kubah-kubah yang memang dibawa dari balkan. Kaca jendela yang berwarna yang telah lama berada di dinding kiblat, diimport dari venice dan dipasang di wilayah tersebut oleh para tukang kaca lokal. Karpet-karpetnya didatangkan dari pusat anatoli barat dan dari kairo, dan lapisan karpetnya didatangkan dari mesir dan sudan.
Dekorasi ubin mesjid telah dsuplai dari kota anatoli sebelah barat selatan yakni iznik yang ruang kerja tembikarnya telah menjadi terkenal karena bejana keramik buatan mereka yang dilapisi dengan cairan kaca. Proses ini meniru keramik putih yang keras dan kobalt biru yang dilapisi kaca dari porselen eksport bangsa china dan telah memperkaya motif-motif perkamen bernuansa floral dan awan milik bangsa timur. Sementara mengatasi dekorasi yang menunjukkan kepada Allah, medali-medali di sisinya tertulis surat al-fatihah, yang selalu dibaca setiap hari pada saat shalat dalam naskah yang mulia dengan cetakan yang sangat panjang.khaligrafi yang mengesankan tersebut merupakan desain khaligrafer terkemuka Ahmed Karahisari. Medali-medali ini berasal dari studio iznik menuntut skill yang luar biasa, sebagai naskah pada masing-masing lahan termasuk 64 ubin-ubin di halaman, yang masing-masingnya menunjukkan satu bagian kecil dari naskah yang berkaitan dengan jari-jari lingkaran. Untuk pertamakalinya komposisi ini disamping tone biru yang halus juga menunjukkan warna tomat yang terang kemerahan yang dihasilkan dari besi berharga armenia dan menyediakan percikan warna yang menarik perhatian pada background putihnya. Dalam meusoleum Sulaiman dan Hurrem, dekorasi ubinnya dengan sulur yang beraroma bunga menyebar di seluruh permukaan , yang menimbulkan citarasa kemegahan.
Sketsa dari halaman studio mendorong pelukis ubin, yang telah memulai dengan ubin berwarna biru dan putih untuk gedung-gedung di edirne untuk menghasilkan komposisi banyak hiasan yang diciptakan dengan efek yang mengagumkan. (tersusun dari ubin-ubin yang banyak dengan ukuran 26 cm atau 10 ”). Dengan adanya itu semua menunjukkan jenis bunga-bunga yang tertanam di kebun utsmaniyah seperti tulip, anyelir, mawar, ranounculi dan bunga bakung yang telah ditemukan dengan penuh kesuburan yang disusun secara simetrik, membentuk background yang megah. Bagian natural, bagian dekorasi tumbuhan yang fantastik, yang megah penuh kemegahan dipertinggi atau ditonjolkan dengan adanya kaca-kaca yang jernih yang seakan-akan mampu membawa orang-orang beriman pada masa itu menuju kebun-kebun syurga yang telah dijanjikan bagi mereka dalam al-qur’an dan dalam naskah al-qur’an di mesjid Sulaiman.

Teknologi Bangunan
Mesjid ini hampir dua kali ukuran mesjid shehzed yang terletak di tengah halaman berpagar setinggi 216 meter (718 ft) dan selebar 114 meter (472 ft). sang arsitek telah mengadopsi struktur kubah dengan dua setengah sisi kubah pojok kecil dan dinding-dinding cabang berkorden dari hagia sofia di ilhami oleh kolom-kolom rangkap yang besar.
Pada eksteriornya terdapat dua tingkat gedung bergaya hypostyle. Dengan dinding bertirai, bangunan besarnya dihiasi oleh barisan jendela. Bagian depan halamannya terdapat air mancur untuk berwudhu. Di tengah gerbang yang luar biasa besar dengan tympanum yang di bingkai dengan setengah tiang dan empat menara pada pojoknya, yang menemani kemegahan kubah dengan tingginya yang sekitar 70 meter (230 ft). Gedung-gedung itu banyak muncul secara bertahap dengan model yang penuh karakteristik mulai dari kubah pusat yang mencolok pada balai masuk di seluruh setengah bagian kubah dan di pojok kubah yang menguatkan pilar, naik ke atas menuju kubah dasar dengan dinding penopang yang terlihat dengan jelas. Kubah ini membanggakan diameternya sepanjang 26,5 meter (87 ft) dan puncak yang setinggi hampir 48 meter (157 ft). Menyepuh hiasan dengan simbol islami berupa bulan tsabit yang berkelip dari kubah dan minaret-minaret.
Mesjid Sulaiman berdiri sendiri dengan halaman dalam (sahn) yang dikelilingi 4 minaret setinggi 110 meter dengan 4 tingkatan. Hal itu menjadi vocal point dari halaman tertutup dengan dinding. Mesjid sulaiman merupakan mesjid pertama yang menggunakan minaret 4 buah. Setiap tingkat pada menara ditandai dengan cincin yang melingkari minaret. Dan keempatnya sangat tinggi dengan atap runcing seperti ujung pensil khas Ottoman atau biasanya sering disebut Ottoman needle minaret. Di sisi yang sama sebagai halaman gedung-gedung yayasan disusun pada sudut pandang yang benar. Gedung-gedung ini dengan barisan kubah mereka yang di kelompokkan di sekitar halaman bagian dalam (sahn). Komplek lembaga tersebut menunjukkan penampilan seragam dan seimbang, termasuk variasi gedung-gedungnya.
Sepanjang perayaan model yang besar dan memiliki model arsitektural yang terkenal dari kebangkitan kembali italia telah dibawa oleh kekuasaan yang penuh dalam proses untuk kemajuan (perbaikan) besar-besaran sebagaimana di tunjukkan dalam miniatur dari ”The Surname” yang ditulis pada tahun 1502. Hal ini dibuktikan dengan adanya bentuk kubah yang terinspirasi dari model arsitektur byzantium yang yang cukup terkenal. Salah satunya adalah hagia sofia. Penyusunan kubah pada mesjid sulaiman diambil dari hagia sofia, tapi lengkungan 2 warnanya yang besar mengangkat kubahnya di atas cakrawala yang terbuka menciptakan kondisi terang. Lengkungan-lengkungan ini berada di sebelah struktur korbel yang menonjol mengelilingi seluruh ruang kosong dan memisahkan bidang kubah dari kedalaman yang paling bawah. Pemandangan dari sisi selatan komplek sulaiman di seluruh atap madrasah-madrasah, dimana dinding bertirainya dengan jendela mendobrak garis struktur kubah. Lengkung dinding yang menanjak yang disusun di antara kolom-kolom menara dengan kubah palsu mereka membawa berat utama kubah. Lengkungan ini ditonjolkan seperti dinding-dinding di sisi ruangan kubah bagian bawah. Pembukaan-pembukaan menuju loggias dapat dilihat di antara kolom-kolom yang mendukung separo kubahnya.
Dalam proporsinya, mesjid itu melebihi seluruh bangunan utama Islam dimasa lalu dan menjadi imbangan bagi hagia sofia di city scape, meskipun itu tidak mencapai ukuran bangunan kubah berdiameter 31,9 meter (107 ft), tinggi 56,2 meter (184 ft). Sementara bangunan byzantium memiliki pengaruh yang misterius dengan dengan lampu yang menyorot kedalam wilayah kubah di sekeliling pusat ruang kosong ( celah ) yang pucat, gedung ustmaniyah bersinar dari lantai hingga kubah dengan ukuran yang sama, yang meyakinkan pada kelogisan dan ke jelasannya. Hal inilah yang meyakinkan bahwa arsitektur pada masa utsmaniyah memberikan sinar baru sangat berbeda dengan arsitektur byzantium.

Susunan ruang dan tatanan massa
Kompleks yang diberi nama Suleymaniye ini denahnya tersusun rapi, teratur berderet semua sejajar dan searah, mesjidnya di tengah. Semua unit dalam kompleks termasuk mesjid berarsitektur Hypostyle. Halaman dalam atau sahn, ada yang berdenah segi empat panjang dan ada yang bujur sangkar. Di sudut utara-barat dari kompleks terdapat rumah sakit atau darussifa dan sekolah tinggi medis. Inilah salah satu kemajuan yang terjadi pada masa itu. Berdampingan di sebelah barat rumah sakit berjejer berturut-turut imaret yaitu dapur untuk memasak sup untuk kaum miskin atau penginapan pengelolaannya menyatu dengan unit lainnya dalam kompleks.
Di dalamnya terdapat juga madrasah-madrasah yang penurut piagam telah berkontribusi untuk keagungan agama dan ilmu-ilmu pengetahuan keagamaan sebaik kuatnya otoritas duniawi. Para sarjana pada masa itu dulu, dari madrasah-madrasah sebenarnya terpanggil ke istana untuk mengadakan diskusi reguler.madrasah terletah di sebelah selatan rumah sakit sejajar dengan mesjid, berturut-turut madrasah berbeda aliran tingkatan atau jurusan: Madrasah Tip, Madrasah Sani, Madrasal Evvel. Di ujung selatan deretan madrasah terdapat sibyan (sekolah membaca al-qur’an khusus untuk anak laki-laki). Beberapa meter di selatan-barat sibyan ada taksim yaitu bangunan untuk mengatur pembagian air dalam suatu bagian kota.
Mesjid berada di tengah dikelilingi pagar segi empat panjang mengikuti denah mesjidnya dan halaman terbentuk menjadi huruf U mengelilingi mesjid dan makam di sebelah selatan masjid. tergabung dalam komplek Sulaiman adalah mausoleums Sulaiman dan istrinya Hurrem, yang dibangun pada tahun 1556 dan 1558 yang terletak tepat di belakang dinding kiblat mesjid yang di kuatkan dengan dinding penopang yang kuat.. Keduanya berdenah hexagonal sama dengan hampir semua mausoleums yang ada.mausoleum ini juga dipagari. Turbe (mausoleums) Suleyman lebih besar dari lainnya. Tepat pada sumbu bila di tarik garis dari sumbu tengah mesjid ke arah kiblat di ujung selatan terdapat kamar penjaga turbe. Di sebelah barat mesjid terdapat dua unit bangunan kembar, masing-masing menyatu , yang di selatan madrasah salis di utara Madrasah Rabi. Di selatan terdapat dua unit yang letaknya tidak sejajar dengan dinding bangunan lainnya, satu untuk sekolah hadist, lainnya untuk hamam atam tempat mandi Turki.
Bentuk dan tata ruang mesjid identik dengan mesjid sehzade, namun dalam ukuran lebih besar. Secara keseluruhan merupakan gabungan konsep Hypostyle dengan gaya arsitektur Byzantine. Mesjid juga mempunyai daun pintu samping pada haram dan sahn, bahkan pada haram masing-masing sisi mempunyai dua pintu masuk. Konstruksinya sangat khas Turki Ottoman dari batu sangat tebal sehingga kelihatan seperti candi-candi di Jawa. Denah ruang sembahyang utama atau haram, bujur sangkar di tengah dalam posisi titik sudut sebuah bujur sangkar di tengah dalam posisi titik sudut bujur sangkar pula berdiri kolom sangat besar, menyangga kubah utama sama dengan di Mesjid sehzade. Interiornya di perpanjang hingga ruang masuk dan ibadah diberikan ukuran lebar yang lebih pada poros garis lintang melalui tambahan galeri di sisi yang lain selasar yang becabang tiga.Ruang depan (arah kiblat) dan belakang dari sahn atau utara-selatan masing-masing diatapi oleh setengah kubah dan atap setengah kubah tersebut pada sudutnya terdapat lagi atap setengah kubah, tetapi lebih kecil.
Batasan tanah lapang yang bertiangkan kubah mendominasi interior mesjid. Dimensi yang membujur ditonjolkan dengan tirai-tirai dinding yang terdapat di barisan kolom-kolom tersebut dan bersambung dengan sisi-sisi gedung dan wilayah-wilayah mihrab yang diperpanjang hampir setengah kubah. Dinding kiblat menunjukkan tiga pihak struktur tersebut yang bisa dilihat seluruhnya. Area berubin di sini adalah yang pertamakalinya mengelilingi tempat ibadah dari marmer. Di sisi kanannya terletak mimbar dari marmer untuk khatib dan panggung untuk shalawatan.

Dekorasi dan Ornamentasi
Dekorasi ubin mesjid telah dsuplai dari kota anatoli sebelah barat selatan yakni iznik yang ruang kerja tembikarnya telah menjadi terkenal karena bejana keramik buatan mereka yang dilapisi dengan cairan kaca. Proses ini meniru keramik putih yang keras dan kobalt biru yang dilapisi kaca dari porselen eksport bangsa china dan telah memperkaya motif-motif perkamen bernuansa floral dan awan milik bangsa timur. 30 cm (12”) lampu-lampu yang tergantung pada komplek lembaga bayazid II adalah diantara kreasi mereka yang luar biasa. Dekorasi ubin di Mesjid Sulaiman hanyalah satu bukti dari kebesaran tersebut. Terpisah dari jendela lunett, pada dinding kiblat terdapat papan polycrome yang melengkapi mihrab yang terbuat dari marmer. Sementara mengatasi dekorasi yang menunjukkan kepada Allah, medali-medali di sisinya tertulis surat al-fatihah, yang selalu dibaca setiap hari pada saat shalat dalam naskah yang mulia dengan cetakan yang sangat panjang.khaligrafi yang mengesankan tersebut merupakan desain khaligrafer terkemuka Ahmed Karahisari. Medali-medali ini berasal dari studio iznik menuntut skill yang luar biasa, sebagai naskah pada masing-masing lahan termasuk 64 ubin-ubin di halaman, yang masin-masingnya menunjukkan satu bagian kecil dari naskah yang berkaitan dengan jari-jari lingkaran. Untuk pertamakalinya komposisi ini disamping tone biru yang halus juga menunjukkan warna tomat yang terang kemerahan yang dihasilkan dari besi berharga armenia dan menyediakan percikan warna yang menarik perhatian pada background putihnya. Dalam meusoleum Sulaiman dan Hurrem, dekorasi ubinnya dengan sulur yang beraroma bunga menyebar di seluruh permukaan , yang menimbulkan cita rasa kemegahan. Bagian natural, bagian dekorasi tumbuhan yang fantastik.
Besi untuk pola-pola geometris jendela untuk mengunci blok bebatuan bersama-sama, dan menuju atap-atap dan kubah-kubah yang memang dibawa dari balkan. Kaca jendela yang berwarna yang telah lama berada di dinding kiblat, diimport dari venice dan dipasang di wilayah tersebut oleh para tukang kaca lokal. Karpet-karpetnya didatangkan dari pusat anatoli barat dan dari kairo, dan lapisan karpetnya didatangkan dari mesir dan sudan.
Pada interior banyak terdapat lampu-lampu yang digantung dengan besi agar memudahkan pemeliharaannya disamping penerangannya lebih efektif. Pada daun pintu-pintu di mesjid sulaiman juga memakai hiasan/ukiran yang terdiri dari jalinan garis-garis geometris membentuk pola geometris atau biasa disebut dengan intricate. Selain itu, pada pintu masuk utama juga terdapat kubah muqarnas sebagai penghias pintu masuk utama. Tiap Kolom dan monaret menggunakan Muqarnas pada pangkal pelengkungnya.

Makna-makna dan Nilai-nilai yang terkandung
khalifah sebagai penguasa dunia dan peranannya sebagai pelindung islam begitu menonjol dalam prasasti di seluruh gerbang utama masjid , yang menonjol dengan adanya kubah muqarnas. Hal itu ditulis oleh hakim senior dan sarjana legal sulaiman yakni syaihul islam yang memiliki bacaan al quran surat al anam setiap harinya yang di mulai dengan pujian terhadap yang maha kuasa dan berakhir dengan otorisasi yang hebat dari sebuah kekuasaan duniawi; ”dan dialah yang menunjukmu untuk menguasai dunia ”. Masjid sulaiman membentuk simbol yang nyata kekuasaan duniawi kekhilafahan utsmaniyah
lengkungan 2 warnanya yang besar mengangkat kubahnya di atas cakrawala yang terbuka menciptakan kondisi terang. Lengkungan-lengkungan ini berada di sebelah struktur korbel yang menonjol mengelilingi seluruh ruang kosong dan memisahkan bidang kubah dari kedalaman yang paling bawah. Dengan penyelesaian warna birunya yang masih asli di dalam kubahnya, yang membuat orang yang berada di dalam sana mampu melihat cakrawala tanpa batas.
Bagian natural, bagian dekorasi tumbuhan yang fantastik, yang megah penuh kemegahan dipertinggi atau ditonjolkan dengan adanya kaca-kaca yang jernih yang seakan-akan mampu membawa orang-orang beriman pada masa itu menuju kebun-kebun syurga yang telah dijanjikan bagi mereka dalam al-qur’an dan dalam naskah al-qur’an di mesjid Sulaiman.